Minggu, 06 September 2009

Kehamilan Mengeluarkan darah

Bila Kehamilan Mengeluarkan Darah
Oleh M. Andalas, dr, SpOG
25 June 2009, 09:32 KONTRAS Administrator
Timbulnya perdarahan saat hamil sangat mengganggu pikiran ibu hamil dan keluarganya. Berbagai asumsi pun kadang muncul menyangkut kesejahteraan janin yang dikandungnya. Ada beberapa penyebab munculnya perdarahan pada ibu hamil. Pada usia kehamilan muda, kemungkinan penyebabnya adalah keguguran yang mengancam, keguguran yang sedang berlangsung atau keguguran yang masih menyisakan hasil konsepsi yang lebih dikenal dalam medis dengan istilah abortus tidak komplit.Pada usia kehamilan tua, penyebabnya berupa terlepasnya plasenta dari perlekatan di dinding rahim (solusio plasenta) atau plasenta di pintu jalan lahir atau lebih dikenal dengan placenta previa. Dalam setiap proses kehamilan pada minggu kedua pascapembuahan, seorang perempuan bisa mengeluh adanya perdarahan bercak melalui jalan lahir. Hal ini terjadi akibat adanya proses nidasi atau tertanamnya hasil konsepsi di endometrium (nidasi). Tanda ini merupakan sinyal baik pertanda kemungkinan proses kehamilan berlangsung. Perdarahan yang terjadi akibat proses nidasi biasanya tidak berulang. Bila perdarahan terjadi dengan usia kehamilan di atas dua minggu, kemungkinan terjadi ancaman keguguran atau suatu sinyal kehamilan tidak sehat, bisa dalam bentuk telur kosong (blighted ovum) atau bayi yang tadinya tumbuh baik kemudian menjadi tidak sehat yang dikenal dengan missed abortion.Bila tanda perdarahan muncul sikap yang harus diambil adalah segera memeriksakan kehamilan ke rumah sakit atau dokter kandungan, karena keluhan dan tanda di atas tadi hanya bisa dipastikan penyebabnya dengan pemeriksaan sonografi (USG). Pada perdarahan dengan usia kehamilan muda, bila seseorang ragu maka hari pertama haid terakhir sering dokter menganjurkan pemeriksaan ulang dua minggu ke depan, supaya keputusan diagnosa benar-benar dapat dipertanggungjawabkan.Kita ambil contoh untuk kasus yang terdiagnosa suatu kehamilan yang belum terlihat adanya pulsasi (telur kosong). Biasanya dokter menganjurkan untuk melakukan pemeriksaan ulang dua minggu kemudian untuk menghindari kesalahan dalam pengambilan tindakan. Andaikan dalam pemeriksaan ulang kemudian hasilnya tetap sama dengan hasil sebelumnya, yakni tidak adanya tanda-tanda kehidupan, maka sikap yang akan diambil berupa evakuasi hasil kehamilan yang tidak sehat tersebut dengan cara curetase.Untuk perdarahan yang terjadi dengan usia kehamilan ibu di atas 5 bulan, bisanya berhubungan dengan masalah plasenta janin, maka pemeriksaan sonografi (USG) sangat dianjurkan untuk memastikan letak plasenta sang janin. Ada beberapa kemungkinan hasil pemeriksaan yang mucul: letak plasenta dalam batas normal, terlepasnya lekatan plasenta sebagian atau total dari endometrium, atau plasenta yang menutup pintu jalan lahir sebagian atau total.Bila hasil USG jelas terlihat adanya jaringan plasenta yang menutupi jalan lahir, ibu hamil jangan takut dulu, sebab masih ada peluang besar untuk bergeser yang sangat tergantung pada posisi letak plasenta. Kalau usia kehamilan masih di bawah 28 minggu, masih ada peluang ibu dapat melahirkan secara normal.Selanjutnya bila usia kehamilan sudah di atas 32 minggu atau 8 bulan, dan plasenta berada di bawah menutup jalan lahir, akan tetapi usia kehamilan belum cukup bulan (bayi kurang 37 minggu dan berat kurang 2500 gram), maka sikap yang diambil adalah menunggu sampai usia kehamilan atau berat badan aman untuk dilahirkan. Selama proses penantian tersebut ibu hamil telah diberikan obat -obat tertentu untuk mengantisipasi kemungkinan lahir prematur seperti pemberian obat pematangan paru janin. Ibu hamil yang telah didiagnosa plasentanya berada di bawah dianjurkan untuk tidak melakukan aktivitas berat dulu termasuk hubungan suami-istri, sebab berpotensi menyebabkan perdarahan.Selain itu, keluarga juga harus diinformasikan bersiap-siap dengan kebutuhan darah bila suatu saat terjadi perdarahan banyak. Hal ini penting mengingat sebagian besar penyebab kematian ibu dengan kasus perdarahan, akibat terlambat mendapat darah dari donor. Mengenai apa penyebab plasenta berada di bawah atau di jalan lahir tidak diketahui dengan pasti sampai saat ini. Namun, banyak dugaan bahwa terlalu sering hamil menjadi salah satu penyebabnya. Begitupun, dalam praktik sehari-hari banyak juga kasus ini ditemukan justru pada kehamilan pertama. Pada beberapa kasus dengan perdarahan berulang yang disebabkan letak plasenta rendah, persalinan tetap dapat dilanjutkan secara normal pervaginam, khususnya bagi janin dengan presentasi kepala. Akan tetapi, penolong persalinan juga harus berhati-hati dengan menyiapkan tim operasi. Untuk mencegah hal-hal yang tak diinginkan dalam masa kehamilan dan proses persalinan, disarankan setiap ibu hamil melakukan pemeriksaan kehamilan minimal sebanyak empat kali semasa kehamilan. Sebaiknya, selama pemeriksaan kehamilan mendapat pemeriksaan sonografi, terutama saat usia kehamilan muda dan saat usia kehamilan tua. Dengan pemeriksaan sonografi dapat diketahui keadaan kesehatan kehamilan dan bila ditemukan hal yang abnormal dari janin dapat direncanakan tempat persalinan sesuai dengan kondisi keuangan setiap keluarga.--Tabloid KONTRAS Nomor: 494 Tahun XI 18 - 24 Juni 2009

Tidak ada komentar:

Posting Komentar