Minggu, 06 September 2009

Kehamilan Mengeluarkan darah

Bila Kehamilan Mengeluarkan Darah
Oleh M. Andalas, dr, SpOG
25 June 2009, 09:32 KONTRAS Administrator
Timbulnya perdarahan saat hamil sangat mengganggu pikiran ibu hamil dan keluarganya. Berbagai asumsi pun kadang muncul menyangkut kesejahteraan janin yang dikandungnya. Ada beberapa penyebab munculnya perdarahan pada ibu hamil. Pada usia kehamilan muda, kemungkinan penyebabnya adalah keguguran yang mengancam, keguguran yang sedang berlangsung atau keguguran yang masih menyisakan hasil konsepsi yang lebih dikenal dalam medis dengan istilah abortus tidak komplit.Pada usia kehamilan tua, penyebabnya berupa terlepasnya plasenta dari perlekatan di dinding rahim (solusio plasenta) atau plasenta di pintu jalan lahir atau lebih dikenal dengan placenta previa. Dalam setiap proses kehamilan pada minggu kedua pascapembuahan, seorang perempuan bisa mengeluh adanya perdarahan bercak melalui jalan lahir. Hal ini terjadi akibat adanya proses nidasi atau tertanamnya hasil konsepsi di endometrium (nidasi). Tanda ini merupakan sinyal baik pertanda kemungkinan proses kehamilan berlangsung. Perdarahan yang terjadi akibat proses nidasi biasanya tidak berulang. Bila perdarahan terjadi dengan usia kehamilan di atas dua minggu, kemungkinan terjadi ancaman keguguran atau suatu sinyal kehamilan tidak sehat, bisa dalam bentuk telur kosong (blighted ovum) atau bayi yang tadinya tumbuh baik kemudian menjadi tidak sehat yang dikenal dengan missed abortion.Bila tanda perdarahan muncul sikap yang harus diambil adalah segera memeriksakan kehamilan ke rumah sakit atau dokter kandungan, karena keluhan dan tanda di atas tadi hanya bisa dipastikan penyebabnya dengan pemeriksaan sonografi (USG). Pada perdarahan dengan usia kehamilan muda, bila seseorang ragu maka hari pertama haid terakhir sering dokter menganjurkan pemeriksaan ulang dua minggu ke depan, supaya keputusan diagnosa benar-benar dapat dipertanggungjawabkan.Kita ambil contoh untuk kasus yang terdiagnosa suatu kehamilan yang belum terlihat adanya pulsasi (telur kosong). Biasanya dokter menganjurkan untuk melakukan pemeriksaan ulang dua minggu kemudian untuk menghindari kesalahan dalam pengambilan tindakan. Andaikan dalam pemeriksaan ulang kemudian hasilnya tetap sama dengan hasil sebelumnya, yakni tidak adanya tanda-tanda kehidupan, maka sikap yang akan diambil berupa evakuasi hasil kehamilan yang tidak sehat tersebut dengan cara curetase.Untuk perdarahan yang terjadi dengan usia kehamilan ibu di atas 5 bulan, bisanya berhubungan dengan masalah plasenta janin, maka pemeriksaan sonografi (USG) sangat dianjurkan untuk memastikan letak plasenta sang janin. Ada beberapa kemungkinan hasil pemeriksaan yang mucul: letak plasenta dalam batas normal, terlepasnya lekatan plasenta sebagian atau total dari endometrium, atau plasenta yang menutup pintu jalan lahir sebagian atau total.Bila hasil USG jelas terlihat adanya jaringan plasenta yang menutupi jalan lahir, ibu hamil jangan takut dulu, sebab masih ada peluang besar untuk bergeser yang sangat tergantung pada posisi letak plasenta. Kalau usia kehamilan masih di bawah 28 minggu, masih ada peluang ibu dapat melahirkan secara normal.Selanjutnya bila usia kehamilan sudah di atas 32 minggu atau 8 bulan, dan plasenta berada di bawah menutup jalan lahir, akan tetapi usia kehamilan belum cukup bulan (bayi kurang 37 minggu dan berat kurang 2500 gram), maka sikap yang diambil adalah menunggu sampai usia kehamilan atau berat badan aman untuk dilahirkan. Selama proses penantian tersebut ibu hamil telah diberikan obat -obat tertentu untuk mengantisipasi kemungkinan lahir prematur seperti pemberian obat pematangan paru janin. Ibu hamil yang telah didiagnosa plasentanya berada di bawah dianjurkan untuk tidak melakukan aktivitas berat dulu termasuk hubungan suami-istri, sebab berpotensi menyebabkan perdarahan.Selain itu, keluarga juga harus diinformasikan bersiap-siap dengan kebutuhan darah bila suatu saat terjadi perdarahan banyak. Hal ini penting mengingat sebagian besar penyebab kematian ibu dengan kasus perdarahan, akibat terlambat mendapat darah dari donor. Mengenai apa penyebab plasenta berada di bawah atau di jalan lahir tidak diketahui dengan pasti sampai saat ini. Namun, banyak dugaan bahwa terlalu sering hamil menjadi salah satu penyebabnya. Begitupun, dalam praktik sehari-hari banyak juga kasus ini ditemukan justru pada kehamilan pertama. Pada beberapa kasus dengan perdarahan berulang yang disebabkan letak plasenta rendah, persalinan tetap dapat dilanjutkan secara normal pervaginam, khususnya bagi janin dengan presentasi kepala. Akan tetapi, penolong persalinan juga harus berhati-hati dengan menyiapkan tim operasi. Untuk mencegah hal-hal yang tak diinginkan dalam masa kehamilan dan proses persalinan, disarankan setiap ibu hamil melakukan pemeriksaan kehamilan minimal sebanyak empat kali semasa kehamilan. Sebaiknya, selama pemeriksaan kehamilan mendapat pemeriksaan sonografi, terutama saat usia kehamilan muda dan saat usia kehamilan tua. Dengan pemeriksaan sonografi dapat diketahui keadaan kesehatan kehamilan dan bila ditemukan hal yang abnormal dari janin dapat direncanakan tempat persalinan sesuai dengan kondisi keuangan setiap keluarga.--Tabloid KONTRAS Nomor: 494 Tahun XI 18 - 24 Juni 2009

Hamil di Usia Tua

PLUS-MINUS HAMIL DI USIA TUA
Posted by: yuwielueninet on: March 24, 2008
In: artikel
Comment!
PLUS-MINUS HAMIL DI USIA TUA
Benarkah hamil anak pertama tak boleh lebih dari usia 35 tahun? Apa saja bahayanya? Bagaimana peran pasangan dalam hal ini?
“Saya sering ditanya saudara dan kenalan, apa enggak takut melahirkan di usia menjelang 40 tahun? Habis, mau bagaimana lagi? Menikahnya juga baru ‘kemarin’. Ya, dijalani saja sambil terus berdoa supaya selamat,” tutur seorang calon ibu berusia 37 tahun.
Memang, kebanyakan wanita diliputi kekhawatiran kala kehamilan baru dialami setelah usia meninggi. Tapi jika itu yang terjadi pada Anda, tak perlu cemas. Sekarang ini makin banyak wanita melahirkan di atas usia 35 tahun. Bahkan, tak jarang melahirkan bayi pertama di usia empat puluhan.
Menurut dr. Agustinus Gatot, Sp.OG, dari RS Mitra Keluarga, siap-tidaknya seorang ibu yang hamil di usia tua, lebih karena faktor si ibu sendiri. “Adakalanya justru ibu yang memulai kehamilan di usia ini, jauh lebih mantap. Sebab, biasanya telah mempersiapkan segalanya dengan matang sejak memulai pernikahan,” terang Gatot. Sebaliknya, ibu yang tak siap mental, lebih disebabkan ia merasa tak percaya diri menghadapi kehamilannya. “Ia merasa sudah tua sehingga menganggap dirinya tak mampu.”

BERISIKO TINGGI
Dalam ilmu kedokteran, terang Gatot, usia reproduksi sehat untuk hamil antara 25-30 tahun. Sehingga, dari segi kesehatan reproduksi, sebetulnya risiko pertama dari usia ini adalah tak dapat hamil karena telah berkurangnya kesuburan. Jadi, bila si wanita usianya telah melewati usia reproduksi sehat untuk hamil ternyata kemudian hamil, berarti risiko itu telah terlewati.
Hanya saja, seperti diakui Gatot, usia ini memang tergolong berisiko tinggi dalam kehamilan. Yakni, melahirkan bayi dengan sindroma down, yang berciri khas berbagai tingkat keterbelakangan mental, ciri wajah tertentu, berkurangnya tonus otot, dan sebagainya. “Risiko ini akan meningkat sesuai dengan usia ibu, yakni 6-8 per mil untuk usia 35 sampai 39 tahun dan 10-15 per mil untuk usia di atas 40 tahun,” jelas Gatot.
Kelainan kromoson dan lainnya yang diperkirakan karena sel telur sudah berusia lanjut, terkena radiasi, terpengaruh obat-obatan, infeksi, dan sebagainya, diduga merupakan penyebab sindroma down.
Untuk mencermati adanya sindroma ini, dapat dilakukan pemeriksaan amniosentesis. Pada pemeriksaan ini cairan ketuban diambil melalui alat semacam jarum yang dimasukkan melalui perut ibu. Bisa juga dilakukan dengan cara kordosentesis. “Bedanya, jika amniosentesis mengambil cairan ketuban, pada kordosentesis diambil sampel darah janin dari tali pusat,” jelas Gatot.
Pemeriksaan itu sendiri bisa dilakukan setelah kehamilan memasuki usia 16-20 minggu. Jika ditemukan kelainan, dokter akan menyerahkan keputusan pada pasangan suami-istri. Apakah akan meneruskan kehamilan atau menggugurkannya. “Pemeriksaan ini jarang dilakukan mengingat biayanya yang masih cukup tinggi,” ujar Gatot. Umumnya ibu memasrahkan segalanya pada Yang Kuasa.
Kecuali melahirkan bayi dengan sindroma down, makin tinggi usia ibu main tinggi pula risiko untuk melahirkan. Hal ini dapat berisiko bagi kesehatan ibu sendiri. Bahkan, risiko kematian pun meningkat.
Ada beberapa hal yang perlu diwaspadai oleh ibu hamil usia ini, seperti perdarahan postpartum (sesudah melahirkan), hipertensi, dan eklampsia.
PERAWATAN TERBAIK
Kendati demikian, pada dasarnya menjalani kehamilan pada usia di atas 35 tahun, tak berbeda dengan usia lain. Yang terpenting dan pertama ialah kesiapan ibu menjalani kehamilan itu. Nah, dengan perawatan pralahir yang baik, maka ibu hamil berisiko pun bisa mengurangi risiko tersebut.
Apa saja perawatan pralahir itu? “Salah satunya tentu dengan pemeriksaan rutin oleh dokter atau bidan,” ujar Gatot. Dengan demikian, jika ada gangguan atau kelainan akan bisa segera diketahui dan ditangani. Bahkan, menjelang kehamilan, calon ibu harus menyiapkan diri dengan pemeriksaan untuk berbagai infeksi, seperti TORCH (toksoplasmosis, rubella, citomegalovirus, dan sebagainya).
Juga amat perlu senantiasa menjaga menu makanan. “Ibu harus melakukan diet yang baik. Artinya, mengkonsumi makanan cukup gizi. Bukan cuma untuk si ibu, tapi juga demi si janin.” Dengan menjalani diet, lanjut Gatot, si ibu sekaligus bisa mencapai berat badan ideal (tak lebih dan tak kurang) sehingga ibu bisa terhindar dari berbagai komplikasi seperti sakit gula, tekanan darah tinggi, varises, wasir, berat lahir bayi yang rendah, atau kesulitan persalinan karena ukuran bayi yang terlalu besar.
Selain itu, bergaya pola hidup sehat seperti menjauhi rokok, alkohol, dan obat-obatan yang tak perlu, juga akan sangat membantu. Dengan demikian risiko calon ibu menjadi berkurang dan si ibu pun bisa menjalani kehamilan serta persalinan dengan lancar. Jadi, tak ada yang perlu dikhawatirkan lagi.
Riesnawiati Soelaeman
Menghadapi Kehamilan Beresiko Tinggi
Kehamilan adalah proses normal untuk dialami, bukan penyakit yang harus diobati. Tapi jika kehamilan Anda berisiko tinggi, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan pasangan suami-istri di mana istri menghadapi kehamilan dengan risiko tinggi.
* Rasa Cemas
Anda berdua mungkin akan dipenuhi rasa cemas setelah mengetahui risiko yang mungkin dialami. Yang lebih parah, Anda berdua mungkin tak berharap terlalu banyak terhadap kondisi janin.
Tapi Anda berdua tak boleh larut dalam kecemasan. Apalagi kehamilan yang disertai kecemasan sangat tak baik pengaruhnya bagi si ibu maupun janin.
* Marah
Kemarahan juga kerap melanda wanita yang menjalani kehamilan berisiko. Misalnya ketika harus bed rest, ia merasa dibelenggu oleh aturan yang tak biasanya karena sebelumnya ia termasuk tipe wanita enerjik. Jadi, aturan itu terasa begitu menyiksanya.
Tak perlu berkecil hati. Jalani saja dengan santai. Ingat, semua itu demi Anda dan janin di kandungan.
* Merasa Tertekan
Karena banyak anjuran dan larangan, si ibu akan terus-menerus mengingatnya. Ia takut untuk berbuat sesuatu di luar itu. Sehingga tiap kali akan berbuat sesuatu, selalu dimulai dengan pertanyaan, “Bolehkah saya melakukan ini? Apakah ini tak akan bertambah membahayakan bayi saya?”
Menghilangkan sama sekali rasa tertekan itu memang agak mustahil. Berbagilah dengan pasangan, agar perasaan itu sedikit berkurang.

* Merasa Bersalah
Di sisi lain, wanita dengan kehamilan berisiko tinggi juga bisa merasa bersalah, karena ia tak bisa menjalani kehamilan seperti kebanyakan wanita lain. Misalnya, dokter banyak memberi obat-obatan, larangan, dan anjuran.
Ia merasa, dirinyalah yang menyebabkan semua itu. Padahal, tentu saja bukan. Pasangannya pun akan diliputi rasa bersalah, karena ia menganggap dirinya yang menyebabkan istrinya “menderita”. Padahal, kenyataannya tidaklah demikian.
* Menganggap Diri Kurang
Seorang wanita yang tak memiliki kehamilan “normal” juga bisa menganggap dirinya tak mampu atau kurang. Harus diingat, ada banyak hal yang di luar kekuatan dan kemampuan kita. Tapi, percayalah, jika kita menjalaninya dengan ikhlas, segalanya akan berjalan lancar.
Riesnawiati


Pengalaman Berharga
Lily, seorang karyawati bank swasta hamil untuk pertama kalinya ketika usianya sudah memasuki 38 tahun. “Saya memang menikah di usia yang sudah enggak muda lagi, 36 tahun,” akunya. Karena itu, Lily dan suaminya sudah tahu bahwa mereka tergolong pasangan yang “terlambat” untuk hamil.
“Tapi sebelum hamil, saya berkonsultasi dulu dengan dokter,” tutur Lily. Ia pun melakukan pemeriksaan cukup lengkap, termasuk TORCH. “Saya ingin menjalani kehamilan dengan tenang. Apalagi saya sudah tahu bahwa kehamilan saya berisiko karena usia saya,” lanjutnya. Bahkan, ia mengaku sampai melakukan pemeriksaan rutin ke dokter tiap dua minggu sekali. “Sebetulnya, sih, dokter enggak meminta demikian. Saya sendiri yang menginginkannya, agar bisa lebih yakin,” terangnya.
Dalam menjalani kehamilannya, Lily merasa tak berbeda seperti wanita lain yang kehamilannya tak berisiko. Misalnya, pada trimester pertama, ia mengalami mual-mual hebat, yang lalu menghilang di trimester kedua. “Cuma, saya sering kesemutan,” katanya.
Kendati demikian, ia tak mengurangi kegiatannya. Ia tetap bekerja seperti biasa. Ia pun sangat menjaga mutu makanannya. Hanya makanan terbaik buat janin di rahimnya yang boleh masuk ke mulutnya. “Sampai-sampai saya diledekin teman-teman, tapi saya enggak peduli. Pokoknya, yang boleh masuk ke mulut saya hanyalah makanan sehat penuh gizi. Bahkan, saya sama sekali tidak makan makanan instan,” tuturnya.
Ketika kehamilannya mencapai usia 17 minggu, dokter menyarankannya untuk menjalani tes amniosentesis. “Saya berdiskusi cukup lama tentang hal itu. Saya menimbang baik buruknya. Saya pun berdoa memohon petunjuk,” katanya. Akhirnya, ia bersama suami memutuskan untuk meneruskan kehamilan tanpa menjalani tes itu. “Saya pasrah pada Yang Kuasa. Saya yakin kehamilan ini yang terbaik buat saya,” katanya lagi.
Hasilnya, memang sesuai harapan. Lily melahirkan normal, seorang bayi laki-laki yang sehat dengan berat 3,45 kg dan panjang 51 cm. “Cukup satu saja. Usia saya sekarang sudah di atas 40,” katanya, mantap

Tanda Tanda Kehamilan


TANDA-TANDA AWAL KEHAMILANAda banyak tanda-tanda kehamilan. Berikut beberapa tanda yang menunjukkan kemungkinan kehamilan: 1. Kelelahan Mudah lelah dan tak bersemangat merupakan salah satu tanda kehamilan. Peningkatan kadar hormon progesteron yang terjadi di awal kehamilan diduga menyebabkan rasa kantuk. Biasanya gejala kelelahan ini akan berakhir setelah usia kehamilan memasuki trimester dua. 2. Payudara bengkak Tanda awal kehamilan adalah payudara yang bengkak dan sensitif yang disebabkan oleh meningkatnya kadar hormon, biasanya terjadi seminggu setelah haid terlambat. Rasa tidak nyaman akibat pembengkakan ini mirip dengan gejala yang biasa kita rasakan menjelang menstruasi. 3. Mual dan muntah Gejala mual dan muntah yang umum dialami ibu hamil biasa disebut sebagai morning sickness. Gejala ini bisa muncul kapan saja, tidak hanya di pagi hari. Pada umumnya ibu hamil baru mengalaminya sebulan setelah terjadinya pembuahan, tetapi ada juga yang merasakannya lebih cepat. 4. Pendarahan sedikit Sekitar 11-12 hari setelah pembuahan, ada kalanya muncul bercak kemerahan di vagina. Pendarahan ini terjadi karena benih tertanam di lapisan rahim. Umumnya bercak berwarna merah atau agak merah jambu yang terlihat selama 1-2 hari. Pendarahan serupa juga bisa menjadi gejala adanya penyakit di saluran reproduksi. 5. Penciuman lebih sensitif Pada trimester pertama, banyak ibu hamil yang merasa penciumannya lebih sensitif terhadap aroma tertentu. Ada yang mual mencium bau masakan tertentu atau wangi parfum. Belum diketahui alasan ilmiah gejala ini, tapi mungkin terjadi karena meningkatnya kadar estrogen secara drastis dalam sistem tubuh. 6. Sering berkemih Di bulan-bulan pertama kehamilan, ibu hamil akan lebih rajin bolak-balik ke toilet untuk buang air kecil. Mengapa? Ini terjadi karena meningkatnya sirkulasi darah dan cairan dalam tubuh, juga tekanan pada saluran kemih akibat membesarnya uterus. 7. Suhu tubuh naik Bila pada awal kehamilan Anda mengukur suhu tubuh, Anda akan menyadari suhu tubuh Anda meningkat jadi lebih hangat. 8. Tidak haid Bila siklus menstruasi Anda sebelumnya selalu teratur tapi bulan ini terlambat, mungkin Anda perlu segera mencari tes kehamilan untuk memastikan adanya kehamilan. 9. Puting/payudara lebih lembut Jika Anda hamil, Anda akan mengenali bahwa payudara dan putingnya menjadi lebih lembut sekitar tiga pekan setelah pembuahan (saat haid terlambat sekitar seminggu). Mungkin payudara terasa bengkak, serupa dengan saat menjelang haid. 10. Penggelapan areola Pada kehamilan awal, Anda mungkin mengenali daerah areola (daerah gelap yang mengelilingi puting payudara) mulai menjadi lebih gelap dan diameternya membesar. Diyakini bahwa bertambah gelapnya warna areola membantu bayi yang baru lahir menemukan puting untuk menyusu. Anda mungkin juga akan mengenali bahwa vena di payudara menjadi lebih kelihatan karena penegangan payudara. 11. Sembelit Buang air besar (BAB) menjadi sulit dan tidak lancar? Ini lazim terjadi pada awal kehamilan. Hormon tambahan yang diproduksi pada masa kehamilan menyebabkan usus halus lebih lentur dan menjadi kurang efisien. 12. Melunaknya rahim dan leher rahim Biasanya, terjadi sekitar usia kehamilan 2-8 minggu. 13. Tidak ada nafsu makan Mungkin ada hubungannya dengan mual mual diatas. 14. Vaginal Discharge /Keputihan atau keluarnya cairan berlebihan dari vagina karena pengaruh hormonal. Hal ini termasuk normal. Namun sebaiknya terus dilakukan observasi jika terjadi perubahan warna , bau dan terjadi gatal2 atau rasa "burning". 15. Insomnia Beberapa kasus, biasanya ibu hamil mengalami sulit tidur. 16. Rahim dan perut membesar Umumnya, dimulai pada usia kehamilan 8-12 minggu. 17. Terdapat kelainan di gigi dan rongga mulut Terdapat beberapa tanda khas kehamilan pada gigi dan rongga mulut. Untuk lebih jelasnya silahkan baca di (klik saja) - manifestasi kehamilan di rongga mulut - perawatan gigi dan mulut saat hamil 18. Flu/batuk/hidung berdarah/pusing2/migraen Jangan terburu untuk menelan obat. Lakukan treatmen secara alami terlebih dahulu. Bisa jadi pula hal tersebut terjadi karena turunnya daya tahan tubuh saat hamil. 19. Tes kehamilan Merupakan tes "pasti" kehamilan jika "positif" , antara lain: - home pregnancy test misalnya berupa tes pack yang dilakukan di rumah - pemeriksaan USG - office pregnancy test - pregnancy blood test - internal exam. Sebenarnya, semua tes kehamilan bekerja untuk melacak hormon khas kehamilan, yakni human Chorionic Gonadotropin (hCG). Hormon ini hanya bisa ditemukan dalam darah atau urin ibu hamil. Saat hamil, akan terjadi peningkatan hormon hCG dalam tubuh. Dan, peningkatan hormon ini tidak sama pada setiap orang. Umumnya, hormon ini mulai meningkat kira-kira seminggu setelah ovulasi. Meski begitu, sebaiknya tes kehamilan dilakukan bila haid terlambat selama 2 minggu.yg aku rasain skarang, muncul keputihan, pinggul pegel2, dan payudara bengkak n sakitkira2 hamil ga' ya, aku ga mau ke GRan sech, aku tunggu aja tanggal mensku, sekitar akhir bulan. Tesnya awal bulan depan aja kalo emang ga mens, takut kecewa!!!!!

Haid Tidak Teratur

Idealnya, siklus haid teratur setiap bulan dengan rentang waktu antara 21 sampai 35 hari setiap kali periode haid. Dengan siklus haid yang normal, secara fisiologis menggambarkan, organ reproduksi ibu cenderung sehat dan tak bermasalah. Sistem hormonalnya baik, ditunjukkan dengan sel telur yang terus diproduksi dan siklus haidnya teratur. Intinya, secara kasat mata ibu diyakini dalam kondisi sehat. Sehingga, dengan siklus normal ini, ibu akan lebih mudah mendapatkan kehamilan, menata rutinitas, menghitung masa subur, dan lainnya.Pada kenyataannya, tak semua perempuan memiliki siklus haid yang normal. Banyak di antara mereka yang siklus haidnya tidak teratur, yakni siklusnya tidak memiliki pola tertentu. Mungkin pada awalnya siklus haid lebih dari 35 hari, namun kemudian akan timbul perdarahan haid di luar siklus haid normal. Misal, siklusnya semula 35-40 hari tetapi bulan berikutnya bisa tidak haid selama 3 bulan. Di sisi lain, ada pula yang dalam sebulan bisa mengalami haid lebih dari sekali. Contoh, bulan ini haid terjadi tanggal 10, kemudian datang lagi pada tanggal 25 di bulan yang sama. Haid yang berlangsung kurang dari 21 hari dikategorikan siklus pendek.
Baik siklus pendek maupun panjang, sama-sama menunjukkan ketidakberesan pada sistem metabolisme dan hormonal. Dampaknya pun sama, yaitu jadi lebih sulit hamil. Pada siklus pendek, ibu mengalami “unovulasi” karena sel telur tidak terlalu matang sehingga sulit untuk dibuahi. Pada siklus panjang, hal ini menandakan sel telur jarang sekali diproduksi atau ibu mengalami ketidaksuburan yang cukup panjang. Jika sel telur jarang diproduksi berarti pembuahan akan sangat jarang terjadi. Padahal, haid merupakan tanda kalau ibu sedang subur.
Ketidakteraturan haid ini pun membuat ibu sulit mencari kapan masa subur dan tidak. Seharusnya, jika haid teratur, masa subur dapat ditemukan dengan mudah. Contoh, jika siklusnya 30 hari, maka masa subur diperkirakan 16 hari setelah hari pertama haid. Berbeda dengan siklus panjang dan pendek, sulit sekali menghitung masa subur karena tak ada rumus yang dapat digunakan.
Namun begitu, ibu tak perlu berkecil hati. Sebab, dengan kecanggihan pengobatan modern, hal ini bisa diatasi. Nanti dokter akan membantu ibu mencari apa penyebabnya, untuk kemudian diberikan solusinya yang tepat. Tentu diperlukan kerja sama yang lebih intens antara ibu dan pasangan dengan dokter. Mudah-mudahan dengan terapi yang dilakukan bisa membuat ibu segera hamil.
RAGAM Penyebab & Solusinya
Banyak penyebab kenapa siklus haid menjadi panjang atau sebaliknya, pendek. Namun, penanganan kasus dengan siklus haid yang tidak normal, tak berdasarkan kepada panjang atau pendeknya sebuah siklus haid, melainkan berdasarkan kelainan yang dijumpai. Penanganan dilakukan oleh dokter berdasarkan penyebabnya.
* Fungsi Hormon Terganggu
Haid terkait erat dengan sistem hormon yang diatur di otak, tepatnya di kelenjar hipofisa. Sistem hormonal ini akan mengirim sinyal ke indung telur untuk memproduksi sel telur. Bila sistem pengaturan ini terganggu, otomatis siklus haid pun akan terganggu.
Penanganan:
Jika terdapat kekurangan hormon, maka dapat ditambahkan hormon yang kurang tersebut (misal, kekurangan hormon estrogen, maka dapat ditambahkan hormon estrogen). Jika terdapat hormon yang berlebih, maka dilakukan pemberian obat tertentu sehingga kadar hormon kembali normal (misal, kadar hormon prolaktin yang berlebih dapat dikurangi dengan pemberian obat tertentu). Jika terdapat hormon yang tidak seimbang, maka ditambahkan hormon lain agar lebih seimbang.
* Kelainan Sistemik
Ada ibu yang tubuhnya sangat gemuk atau kurus. Hal ini bisa memengaruhi siklus haidnya karena sistem metabolisme di dalam tubuhnya tak bekerja dengan baik. Atau ibu menderita penyakit diabetes, juga akan memengaruhi sistem metabolisme ibu sehingga siklus haidnya pun tak teratur.
Penanganan:
Untuk mengatasi problem gemuk atau kurus sehingga sistem metabolismenya membaik adalah dengan mengatur pola makan yang tepat. Ibu bisa melakukan diet dengan panduan dari seorang ahli supaya asupan yang masuk sesuai dengan kebutuhan tubuh. Sedangkan untuk penderita diabetes kadar gula dalam darah atau kadar insulin dalam darah tinggi sehingga dapat menyebabkan gangguan siklus haid, pemberian obat antidiabetik atau obat insulin “sensitizer” dapat memperbaiki siklus haid kembali normal dan bahkan memperbaiki kesempatan untuk hamil.
* Stres
Stres jangan dianggap enteng sebab akan mengganggu sistem metabolisme di dalam tubuh. Bisa saja karena stres, si ibu jadi mudah lelah, berat badan turun drastis, bahkan sakit-sakitan, sehingga metabolismenya terganggu. Bila metabolisme terganggu, siklus haid pun ikut terganggu.
Penanganan:
Stres yang dapat menyebabkan perubahan siklus menstruasi adalah stres psikis yang berat seperti kesedihan yang sangat hebat (orangtua atau pasangan hidup atau anak meninggal dunia), atau kehidupan yang sangat menekan seperti kehidupan di dalam penjara wanita. Stres psikis yang hebat dapat meningkatkan hormon CRH atau kortisol, yang dapat mengganggu produksi hormon reproduksi. Untuk mengatasinya adalah dengan mengatasi stres itu sendiri lewat terapi yang dilakukan oleh ahlinya. Jika stres bisa diatasi, siklus haid bisa normal.
* Kelenjar Gondok
Terganggunya fungsi kelenjar gondok/tiroid juga bisa menjadi penyebab tak teraturnya siklus haid. Gangguan bisa berupa produksi kelenjar gondok yang terlalu tinggi (hipertiroid) maupun terlalu rendah (hipotiroid). Pasalnya, sistem hormonal tubuh ikut terganggu.
Penanganan:
Jika hormon tiroid terlalu tinggi maka perlu ditambahkan obat agar produksi kelenjar gondok menurun, dan sebaliknya jika hormon tiroid terlalu rendah maka perlu ditambahkan obat agar hormon tiroid kembali normal. Intinya produksi kelenjar harus sesuai dengan yang dibutuhkan tubuh.
* Hormon Prolaktin Berlebihan
Pada ibu menyusui, produksi hormon prolaktinnya cukup tinggi. Hormon prolaktin ini sering kali membuat ibu tak kunjung haid karena memang hormon ini menekan tingkat kesuburan ibu. Pada kasus ini tak masalah, justru sangat baik untuk memberikan kesempatan pada ibu guna memelihara organ reproduksinya. Sebaliknya, jika tidak sedang menyusui, hormon prolaktin juga bisa tinggi, biasanya disebabkan kelainan pada kelenjar hipofisis yang terletak di dalam kepala.
Penanganan:
Produksi hormon prolaktin yang berlebihan dapat disebabkan oleh stres psikis yang hebat atau karena terdapat tumor pada kelenjar hipofisis yang menghasilkan hormon prolaktin lebih banyak. Untuk menekan produksi hormon prolaktin yang berlebih dapat diberikan obat saja, atau jika diperlukan dapat dilakukan operasi pembedahan untuk mengangkat tumor di kelenjar hipofisis tersebut.
FOKUS Pada KEINGINAN HAMIL
Banyak ibu yang gusar, gangguan siklus haid menghambatnya untuk memiliki anak. Bukan saja ibu yang belum memiliki anak, ibu yang sudah memiliki anak pun dapat mengalaminya. Pada kasus ini penanganan siklus haid yang tidak normal selalu memerhatikan apakah penderita masih berharap untuk hamil atau tidak. Jika masih ingin hamil, maka penanganannya harus difokuskan kepada upaya untuk membantu penderita menjadi hamil. Jika penderita tidak ingin hamil lagi, maka penanganannya cukup dengan mengatur siklus haidnya saja.
Irfan Hasuki. Ilustrator Pugoeh
Narasumber:
Dr. Andon Hestiantoro, Sp.OG.,
dari Departemen Obstetri dan Ginekologi RSUPN Cipto Mangunkusumo, Jakarta

Sabtu, 29 Agustus 2009

Mengatasi Mual Muntah Saat Hamil Muda

Tips Mengatasi Mual Muntah Saat Hamil Muda (Morning Sickness)
http://www.infoibu.com/

Apa itu Morning sickness ? Morning sickness atau rasa mual dan muntah biasanya terjadi pada masa 3 bulan awal kehamilan (trimester pertama kehamilan).
Setiap wanita hamil akan memiliki tingkat derajat mual yang berbeda-beda, ada yang tidak terlalu merasakan apa-apa, tapi ada juga yang merasa mual dan bahkan ada yang merasa sangat mual dan muntah setiap saat sehingga memerlukan pengobatan (hiperemesis gravidarum).
Ingat setiap wanita hamil spesial dengan karakteristik masing-masing, begitu juga anda!

Beberapa tips untuk membantu anda mengatasi “morning sickness” atau mual-muntah selama awal kehamilan: • Makan dalam jumlah sedikit tapi sering, jangan makan dalam jumlah atau porsi besar hanya akan membuat anda bertambah mual. Berusahalah makan sewaktu anda dapat makan, dengan porsi kecil tapi sering. • Makan makanan yang tinggi karbohidrat dan protein yang dapat untuk membantu mengatasi rasa mual anda. Banyak mengkonsumsi buah dan sayuran dan makanan yang tinggi karbohidrat seperti roti, kentang, biscuit, dll • Di pagi hari sewaktu bangun tidur jangan langsung terburu-buru terbangun, cobalah duduk dahulu dan baru perlahan berdiri bangun. Bila anda merasa sangat mual ketika bangun tidur pagi siapkanlah snak atau biscuit didekat tempat tidur anda, dan anda dapat memakannya dahulu sebelum anda mencoba untuk berdiri. • Hindari makanan yang berlemak, berminyak dan pedas yang akan memperburuk rasa mual anda. • Minum yang cukup untuk menghindari dehidrasi akibat muntah. Minumlah air putih, ataupun juice. Hindari minuman yang mengandung kafein dan karbonat. • Vitamin kehamilan kadang memperburuk rasa mual, tapi anda tetap memerlukan folat untuk kehamilan anda ini. Bila mual muntah sangat hebat, konsultasikan ke dokter anda sehingga dapat diberikan saran terbaik untuk vitamin yang akan anda konsumsi. Dan dokter anda mungkin akan memberikan obat untuk mual bila memang diperlukan. • Vitamin B 6 efektif untuk mengurangi rasa mual pada ibu hamil. Sebaiknya Konsultasikan dahulu dengan dokter anda untuk pemakaiannya. • Pengobatan Tradisional : Biasanya orang menggunakan jahe dalam mengurangi rasa mual pada berbagai pengobatan tradisional. Penelitian di Australia menyatakan bahwa jahe dapat digunakan sebagai obat tradisional untuk mengatasi rasa mual dan aman untuk ibu dan bayi. Pada beberapa wanita hamil ada yang mengkonsumsi jahe segar atau permen jahe untuk menbantu mengatasi rasa mualnya. • Istirahat dan relax akan sangat membantu anda mengatasi rasa mual muntah. Karena bila anda stress hanya akan memperburuk rasa mual anda. . Ambilan waktu untuk anda! cobalah beristirahat yang cukup dan santai, dengarkan musik, membaca buku bayi atau majalah kesayangan anda dll. Hadapilah kehamilan anda dengan kebahagian, karena ini adalah anugerahNya.:-) Ingat! Hubungi dokter anda bila mual-muntah menjadi sangat hebat, sehingga anda tidak dapat makan atau minum apapun juga sehingga dapat menimbulkan kekurangan cairan/dehidrasi. (Hiperemesis gravidarum). Percayalah Morning sickness atau mual muntah pada kehamilan awal ini akan segera berlalu tanpa anda sadari dan ini akan menjadi salah satu pengalaman menarik selama kehamilan anda---bayangkan saja tentang si kecil yang akan segera hadir membawa sejuta kebahagian.:) © Dr.Suririnah-http://www.infoibu.com/Artikel yang berhubungan: - Kenapa Terjadi Mual Muntah Pada Awal kehamilan?- Perkembangan & Perubahan Tubuh Ibu Hamil Di Trimester I.

Strees Dalam Kehamilan

Stress Dalam Kehamilan Berpengaruh Buruk!
Oleh suririnah
Selasa, 16-Nopember-2004, 09:13:57
20678 klik


Stress dalam kehamilan berpengaruh buruk. Stress hanya memberi pengaruh yang negative selama kehamilan dan juga menyebabkan komplikasi kehamilan yang serius. Bagaimana stress mempengaruhi anda & bayi anda ?
Stress atau perasaan tertekan akan dapat berakibat buruk pada bayi anda. Bagaimana stress dapat mempengaruhi bayi anda, yaitu-- lewat perubahan fisik yang terjadi pada anda akibat stress, seperti peningkatan detak jantung dan peningkatan hormone stress,-- mungkin anda berfikir hal ini tidak secara langsung berpengaruh bagi bayi. YA!--Semua ini dapat berpengaruh pada bayi anda, seperti substasi-substasi yang berasal dari hormone stress dapat mempunyai pengaruh yang merugikan bagi bayi. Dan stress menjadi lebih besar pengaruhnya karena wanita yang sedang dalam keadaan stress akan bertingkah laku berbeda. Contohnya wanita yang sedang stress biasanya tidak dapat makan dengan baik dan pelarian ke rokok atau alcohol, dimana semua ini meningkatkan resiko pada kesehatan bayi anda. Pada penelitian didapatkan bahwa ibu hamil yang mempunyai tingkat stress yang tinggi dapat meningkatkan resiko kelahiran bayi premature bahkan keguguran. Pada wanita yang bekerja yang juga bertanggung jawab untuk pekerjaan rumah tangganya mempunyai 5 X resiko komplikasi yang lebih besar. Berdasarkan penelitian resiko keguguran meningkat 2-3 X pada wanita yang mempunyai pekerjaan dengan tingkat stress yang tinggi. Penelitian juga menunjukkan bahwa ibu hamil yang dengan Kecemasan Tinggi ketika hamil cenderung untuk mempunyai bayi yang kecil(berat badan lahir rendah). Stress juga dapat meningkatkan resiko Hipertensi (tekanan darah tinggi) pada kehamilan. Dalam waktu pendek, tingkat stress yang tinggi akan dapat menyebabkan gejala : rasa lemas, kurang tidur, perasaan cemas, nafsu makan terganggu atau terlalu banyak makan, sakit kepala, dan punggung. Dan jika tetap tak diatasi, dapat menimbulkan masalah kesehatan yang lebih serius seperti tekanan darah tinggi, sakit jantung, dan juga memperendah kekebalan tubuh terhadap infeksi. Dari beberapa laporan ini jelas bahwa stress hanya memberi pengaruh yang negative selama kehamilan dan juga menyebabkan komplikasi kehamilan yang serius. Kehamilan adalah suatu anugerah Tuhan, yang tidak ternilai, jadi berbahagialah dan nikmatilah saat-saat kehamilan anda ini untuk menjadi calon ibu yang berbahagia juga demi bayi anda.

Tips Mengatasi Strees Dalam Kehamilan

Tips Mengatasi Stress Dalam Kehamilan.
Oleh suririnah
Rabu, 23-Maret-2005, 08:01:49
28312 klik
Tips mengatasi stress dalam kehamilan. Ingat bahwa stress selama kehamilan hanya berpengaruh buruk bagi anda dan bayi anda, anda dapat mencoba beberapa tips mengatasi stress dalam kehamilan ini---
Dalam kehidupan kita tak dapat mencegah sesuatu peristiwa buruk terjadi (misalnya: kematian , kehilangan sesuatu, stress pekerjaan, masalah keluarga dll), dan kita juga tak dapat merubah emosional kita begitu saja. Tetapi anda dapat mencoba beberapa tips untuk mengatasi stress ini. Ingat yang terpenting berusahalah untuk melindungi anda dan juga bayi anda dari pengaruh buruk akibat stress ini. Beberapa Tips Untuk Mengatasi Stress: • Coba Mencari Penyebab. Cobalah untuk mencari tahu apakah penyebab stress anda-- hubungan personal anda atau berhubungan dengan pekerjaan anda, atau lainnya dan carilah jalan yang efektif untuk dapat mengatasi dan menghadapinya. • Diet Makan Yang Baik. . Bila kita sehat dan fit, kita akan dapat mengatasi stress dengan cara lebih baik. Untuk itu anda harus tetap menjaga diet makanan yang sehat, istirahat yang cukup, dan lakukanlah olahraga teratur yang akan membantu anda untuk tetap fit. • Olah Raga. . Penelitian menunjukkan bahwa berolahraga selama kehamilan bukan saja membuat badan sehat-fit juga membuat jiwa yang sehat. • Hindari Kebiasaan Yang Tak Baik Karena Faktor Emosional.. Carilah alternative lainnya bila anda menjadi sangat ingin merokok, atau alcohol. Cobalah alihkan dengan berolahraga, ngobrol dengan teman/keluarga, bernyanyi, menguyah permen karet, atau makan buahan atau apapun juga yang bisa anda lakukan untuk mengalihkan keinginan anda yang dapat membahayakan bayi anda ini. • Komunikasi. . Isolasi sosial dan rasa sendirian membuat anda lebih sulit untuk menghadapi kesulitan, kesedihan. Binalah hubungan emosional yang baik dengan pasangan, keluarga dan teman-teman anda. Komunikasi/ hubungan emosional yang baik akan membantu anda menghadapi kesulitan dan kesedihan karena adanya dukungan dari pasangan, keluarga dan teman anda. • Mengikuti Aktivitas. . Meditasi, Yoga dan Pijatan akan membantu mengurangi ketegangan pada otot-otot anda. Menurut riset terbukti aktivitas-aktivitas ini mempengaruhi reaksi tubuh terhadap stress dengan menurunkan hormone stress dan memperlambat detak jantung. • IstirahatYang Nyaman., berbaringlah pada satu sisi (sisi kiri dianjurkan), dikamar yang sepi, dengarkan musik yang lembut, bayangkan diri anda ditempat yang anda sukai misalnya di pantai, di taman dll. • Bicarakan dengan dokter anda.. Anda dapat membicarakan perasaan dan keluhan anda kepada dokter anda. Jangan pernah ragu dan malu untuk menyampaikan perasaan dan keluhan anda kepada dokter anda. Dokter akan menilai apakah anda memerlukan pengobatan atau tidak atau bila perlu dapat mengkonsul anda ke dokter psikiatri. Sehingga dapat dilakukan tindakan pengatasan secepat dan sebaik mungkin. Berusahalah untuk menjadikan hari-hari yang indah selama kehamilan anda, yang akan memberi pengalaman indah yang tak terlupakan buat anda dan pasangan. Kehamilan adalah anugerah indah dariNya buat anda!